UEFA CHAMPIONS LEAGUE : Pelajaran Manajemen Dibalik Keindahan Sepakbola
Rebelworks Newsletter - August
2020-08-18
Perhelatan UEFA Champions League sudah memasuki 4 besar dan cukup banyak kejutan yang terjadi dalam kompetisi tertinggi di tingkat klub dalam sepak bola Eropa itu. Lihat bagaimana Bayern Munich meluluh lantakkan Barcelona dengan skor 8-2, atau Olympique Lyon, tim yang sama sekali tidak diunggulkan namun mengalahkan raksasa Manchester City yang bertabur bintang.
Begitulah, sepakbola adalah miniatur organisasi. Di sana secara lengkap tersaji strategi organisasi, pemilihan struktur, penempatan personel, pengembangan pemain, motivasi, kerjasama, kegairahan, target, dan menang atau kalah.
Di pagi yang mendung ini, mari kita kulik tentang management lessons yang mungkin bisa kita ambil dari Bayern Munich dan Olympique Lyon
# Bayern Munich
Bayern munich merupakan tim tangguh yang mencerminkan organisasi permainan yang solid dan staying power yang tidak pernah habis.
Dalam banyak hal, Bayern Munich memang merupakan cermin nyata dari budaya manajemen khas Jerman. Disitu kita melihat : disiplin tim yang kuat, organisasi permainan yang kokoh, penuh presisi dan ketangguhan mental untuk menaklukkan setiap tantangan.
Faktanya, budaya manajemen dan gaya semacam itu telah membuat Jerman menjadi digdaya : tim sepakbola mereka langganan juara; sementara tata ekonomi bisnis mereka tetap tangguh meski disekelilingnya tengah terjadi krisis Euro.
Disini kita memang melihat fakta menarik : sebuah tim sepakbola pada akhirnya akan selalu mencerminkan budaya kerja khas negara mereka masing-masing. Menyaksikan Bayern Munich bermain kita selalu diingatkan akan hal ini : tentang disiplin kerja yang kokoh, tentang soliditas kerjasama tim yang kuat, dan juga tentang ketangguhan mental sang juara.
# Olympique Lyon
Olympique Lyon adalah sebuah klub yang berasal dari perancis, yang berhasil mengejutkan banyak orang ketika melaju sampai semi final UEFA Champions League dengan menyingkirkan klub-klub top nan kaya raya di eropa macam Juventus dan Manchester City.
Tim ini seolah memberikan pelajaran bahwa modal uang saja tidak bisa membeli kesuksesan. Ada hal-hal yang jauh lebih berperan bagi kesuksesan organisasi dan bisnis. Apakah itu?
Teamwork.
Dalam kajian Psikologi mengenal adanya istilah Kohesivitas. Ini adalah nama lain dari teamwork. Carron mendefinisikan teamwork sebagai proses dinamik yang menggambarkan kecenderungan sebuah kelompok yang tetap bersatu dan tetap pada kebersamaan tujuan dan sasaran.
Sebuah team atau kelompok dikatakan kohesif jika memiliki tanda-tanda sebagai berikut: adanya saling ketergantungan antar anggota, hubungan yang stabil antar anggota kelompok, perasaan bertanggung jawab terhadap hasil usaha kelompok, berkurangnya ketidakhadiran, dan kemampuan bertahan terhadap gangguan.
Ciri-ciri ini ada pada Olympique Lyon. Tidak adanya pemain yang berstatus ‘sangat bintang’ membuat mereka harus berkolaborasi untuk menghasilkan kinerja yang terbaik.
OL adalah organisasi yang sangat fokus pada tujuan. Statistik mereka yang menggambarkan kinerja proses bukanlah yang terbaik. Penguasaan bola kurang dari 45%, rata-rata jumlah umpan dalam satu pertandingan juga rendah, akurasi umpannya pun memprihatinkan, namun mereka mampu mengeksploitasi keunggulan kompetitif mereka untuk mendapatkan kinerja hasil yang maksimal.
Jadi yang mereka lakukan adalah bertahan dengan baik, tak memainkan bola terlalu lama, mengirimkan bola-bola daerah dan langsung maju ke depan dengan kecepatan pemain-pemain mereka, untuk menghukum tim lawan melalui serangan balik. Ini tak akan berhasil jika mereka tidak melakukan kerjasama dengan baik.
Passion.
“Resep paling penting itu semangat tim. Kedua, para pemain dapat menikmati sesi latihan. Ini penting supaya mereka bisa bekerja keras sekaligus menikmatinya,” ungkap Rudi Garcia, Manajer Olympique Lyon.
Kutipan ini menggambarkan bahwa tim ini diliputi oleh semangat yang tinggi, yang terus meningkat seiring dengan berjalannya waktu. Semangat itu dijaga secara konsisten baik di latihan maupun di pertandingan.
Tim yang sukses dalam jangka panjang membutuhkan Myelin yang memadai.
Myelin, istilah yang di populerkan oleh Rheinald Kasali adalah membangun otot kerja secara intensif melalui latihan yang spartan. Maka, myelin tidak akan cukup terbentuk jika tidak dilatih dengan semangat. Jika Myelin organisasi tidak kuat, maka ketika pertandingan pun tidak akan maksimal.
Beberapa orang mungkin akan menganggap bahwa pencapaian OL adalah sebuah keberuntungan. Namun kata Thomas Jefferson, “Saya sangat percaya pada keberuntungan. Semakin keras saya bekerja, semakin besar saya memiliki hal itu.”
Jadi, tidak ada keberuntungan tanpa usaha dan kerja keras.
Have a great start to the week everyone!
© Rebelworks